Universitas Islam International Indonesia, Ketinggalan ?
Foto: Ilustrasi Monas miring: Monas yang sedang dibayangi awan mendung ini seakan-akan berteriak "Aku Kalah Tinggi oleh Menara Kembar" di negara tetangga.
Menurut berita yang patut dipercaya (media nasional tahun 2015) bersumber dari Kemenag Indonesia akan mendirikan
Universitas Internasional. Berbagai pendapat muncul. Pihak pemerintah dengan bangga dan membanggakan
UIII itu.
Hidayatullah.com. memberitakan :
Kamis (29/10/2015) lalu, sejumlah pejabat berkumpul di Rumah Dinas Wakil Presiden, Jusuf Kalla, untuk melakukan pembahasan mengenai rencana pendirian Universitas Islam Internasional (UII).
"Ke depan, menurut Bpk Sekjen. Nur Syam, harus ada lembaga pendidikan yang dapat menjawab tantangan zaman dan itu justru dipertaruhkannya kepada Islam Indonesia.
“
”Tidak ada lain, yang harus diperbuat dalam waktu secepatnya adalah mendirikan pendidikan tinggi yang ikonik dan memiliki jangkauan wawasan yang luas dan keislaman yang mendalam,” jelas Bpk. Nur Syam, seperti diberitakan laman tersebut...
(Kemenag."http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/11/02/82513/indonesia-akan-dirikan-universitas-islam-internasional.html.)
Mari kita dukung rencana tersebut, .......untuk mengejar Malaysia yang sejak 1983 sudah memiliki IIUM dan sekarang IIUM fakultasnya lengkap dari Ilmu Sosial, teknologi sampai kedokteran, program Bachelor sampai Doktor:
Kalau
UIII hanya akan membuka Islamic Study, dan hanya program Graduate (Pascasarjana) saja, itu tidak cukup untuk menjawab
tantangan zaman dan kebutuhan ummat ? Ref: Kenapa Di Univ Al-Azhar ada Fakultas Umum. Klik Di SINI)
Justru program S1/Bachelor itu menjadi pondasi keilmuan seseorang,apalagi jika ybs/lulusan itu akan mengajar di tingkat S1, jadi guru SLA/SLP apalagi menjadi praktisi/pioneer mandiri atau menjadi Da'i -mengajar di masyarakat. Ilmu yang diberikan di program S1 itu justru yang menjadi dasar komprehensif . Program Pascasarjana itu hanya pengkayaan dan untuk mereka yang sudah punya "menara gading", dan seyogianya sangat selektif, Muslim Indonesia jangan salah pilih kebijakan pendidikannya. (Reference:
Koreksi Untuk Pendidikan Indonesia KLIK Di SINI)
Pengalaman sering menunjukkan dosen yang mengajar mhs di program S1, dan dosen itu bukan lulusan (S1-prodi ybs) /prodi yang sama dan dosen tersebut tidak outodidak mempelajari matkul lainnya di prodi tersebut, dosen tsb kurang smart men-konek-kan/merangkaikan materi matakuliahnya dengan materi kuliah lainnya di prodi tersebut, karena ybs tdk mengalami mendapatkan materi dasar secara komprensif di program studi S1-nya.
Problema di Masyarakat banyak yang komplek sehingga memerlukan pemecah masalah dari lulusan yang memiliki keterampilan komprehensif. Saya mengusulkan UIII membuka program mulai dari S1, bahkan ada program-program diploma dan Short-course /pelatihan untuk "Menjawab Kebutuhan Ummat/ Masyarakat yang Instant dan Praktis", seperti di Universitas Wageningen-(Universitas Reset Pertanian di Netherlands) ada program Postdoc, Doktor, magister, bachelor, sampai kursus keterampilan.
Kursusnya berlangsung di negara-negara yang berafiliasi. Dengan kursus-kursus itu keterampilan masyarakat/Ummat dapat ditingkatkan dalam waktu yang singkat.
Keterampilan (Vocational) yang dibutuhkan masyarakat bukan konsep-teoritis (Academics). Demikian yang ditempuh Jepang dalam masa restorasi Meizi di tahun 1945 setelah 2 kotanya dibom atom. Hasilnya......sekarang bangsa Jepang berjaya. (Ref.
Koreksi Untuk Pendidikan Indonesia)
UIII sasaran nya adalah memajukan UMMAT, yang menjadi masalah / dirasakan oleh ummat Islam adalah ketinggalan Sains-Teknologi=Kesejahteraan fisik. UIII harus mencetak lulusan yang kosmopolitan, lincah-terampil, dan sanggup SURVIVE di tempat yang marginal tanpa bantuan eksternal.
Coba lihat orang lain (Missi dan Zending), mereka terjunkan dai' nya di tengah hutan. Dia buka hutan lalu membuat enclave (pemukiman), dia buka ladang-kebun, sehingga kebutuhan pangan tidak bergantung pada pasokan dari luar ( Dia SURVIVE), dia buka sistem remote communication.
Penduduk setempat merasakan terbantu-senang dengan keberadaan "Enclave"...............Mulailah Dakwah Pantaslah, di Papua-Sulawesi Tengah-Kalimantan Tengah- apalagi Afrika Tengah dan Amerika, Mereka berjaya, karena Dai'-nya mampu survive di kondisi Marginal/Kritis.
Tampaknya Malaysia berorientasi ke-arah itu sehingga IIUM membuka berbagai fakultas.
Malaysia dengan IIUM-nya menjawab tantangan/kebutuhan ummat dengan mengadakan fakultas berikut:
The faculties (kulliyyah) of IIUM :
di Gombak
Ahmad Ibrahim Kulliyyah of Laws
Kulliyyah of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences
Kulliyyah of Economics and Management Sciences
Kulliyyah of Engineering (KOE)
Kulliyyah of Architecture and Environmental Design
Kulliyyah of Information and Communication Technology
Kulliyyah of Languages and Management[11]
Kulliyyah of Education
Kuantan[12]
Kulliyyah of Medicine
Kulliyyah of Allied Health Sciences
Kulliyyah of Pharmacy
Kulliyyah of Nursing
Kulliyyah of Science
Kulliyyah of Dentistry
Centre[edit]
Gombak
Centre for Languages and Pre-University Academic Development (CELPAD)
Centre for Postgraduate Studies (CPS)
Research Management
Centre (RMC)
Counseling & Career Services
Centre
Centre for University Social Responsibility (CENSERVE)
Entrepreneurship Development Centre
Sports and Recreational Centre
Centre For Islamization (CENTRIS)
Centre For International Islamic Culture (CiTRA-IIUM)
Di Kuantan
Natural Medicinal Product Centre (NMPC)
Di Petaling Jaya and Gambak : (silahkan kunjungi situsnya)
Negara Kecil Maldiva sudah sejak 2004 punya IUM (Islamic University of Maldiva) sama dengan fakultas -fakultas seperti di UIN kita sekarang. Bangladesh-Pakistan-Iran-Cyprus-Turki, bahkan negara Afrika seperti Uganda sudah punya Universitas Islam atau Universitas Islam International.
Nada yang miring pun muncul ....".Hati hati UIII hanya akan menghasilkan lulusan yang Islam Liberal paling banter Islam Moderat. "
Jangan mengabaikan nada miring itu, tetapi waspadai dengan membenahi orientasi pendidikannya.
Apakah kita akan kalah oleh Malaysia dalam "
Fastabiqul Khairaat"....? tentu jangan Kita harus leading.
Oleh karena itu, saya menyarankan lengkapi
UIII minimal sama dengan fakultas-fakultas yang ada di IIUM. Saya lihat IIUM tidak menyelenggarakan
Life Science Essential dalam arti Ilmu Kelautan (Perikanan), Pertanian-Peternakan-Perikanan Darat dan Ilmu Kehutanan dan Konservasi alam. Padahal ilmu tradisional ini berperan penting dalam pemenuhan KEBUTUHAN PRIMER manusia. Kerawanan dan kestabilan serta keamanan negara/dunia bergantung pada penyediaan bahan primeir ini. Maka UIII harus ada prodi dan fakultas dasar ini.
Potensi alam Indonesia akan menjadi effective dengan SDM yang terampil di bidang ini dengan memperhatikan kelestarian alam sehingga Ilmu Kehutanan mutlak ada (kajiannya meliputi konservasi, reklamasi, afforestasi, reforestasi tanah gurun, dll.)
Tidak ada kata Terlambat.........................Kejar mereka dengan kemampuan dan kekayaan yang melimpah dan penduduk muslim terbanyak di dunia ini.
Beberapa tahun yang lalu Penulis sengaja berkunjung dan berdiskusi dengan pimpinan salah satu fakultas di IIUM di KL dan Kuantan. Alhamdulillah penulis pernah juga mendiskusikan tentang Islamic International University dengan rekan rekan dari negara anggota ICESCO di kesempatan berworkshop di Islamabad.
Ketika di Kuantan, Tamu di Kampus Kuantan (Saya +Istri+3Teman) , kedatangan saya cs terditeksi sebagai tamu oleh seorang mahasiswa, seorang mahasiswa semester 2 jurusan Sains menyelonong menyalami saya cs dan memperkenalkan diri "saya orang Cicadas". Saya tanya kenapa gak masuk UIN, UNPAD atau ITB ? Jawabnya "saya Bangga dengan sebutan International Islamic University" dan saya ingin menjadi warga dunia yang terampil. Jika kuliah di UNPAD, ITB atau UIN mungkin hanya tahu Bandung atau Indonesia, tapi di IIUM akan terbiasa suasana internasional. Teman dan dosen berkebangsaan International. Masya Allah, benar juga ......
Kita yakin pemuda pemudi Malaysia yang tinggal di Kampong India di KL itu, atau pemuda Pesawar-Pakistan atau pemuda-pemudi muslim di Sarajevo-Bosnia dan di Semenanjung Balkan dan pemuda Russia serta pemuda muslim keturunan Indonesia yang ada di Afrika Selatan dan di Suriname dan kepulauan di Pasifik akan berbondong bondong datang ke UIII Jakarta jika uiii membuka program S1 juga. Insya Allah.....
Sungguh membanggakan jika kita memiliki UIII yang setarap dengan International University yang ada di dunia Muslim yang melebihi keunggulan UIN yang sudah ada. Baca tujuan perubahan IAIN menjadi UIN..
.Klik di SINI
Semoga sukses dan
UIII diberkahi Allah SWT, Aamiin.
We believe that Islam is not a religious faith but it is also a political, social and economic system for community (Subandi, 2012)
To make community welfare need fertilizers for its agriculture practises ( Subandi, 2012a)
References :
Subandi, M. 2012. Developing Islamic Economic Production. Sci. Tech. and Dev., 31 (4):348-358, 2012
Subandi, M. 2012a. The Effect of Fertilizer on The Growth and Yield of Ramie (Boehmeria nivea (L) Gaud. Asian Journal of Agriculture and Rural Development. Vol.2. Issue 2. June 2012. AESS. Pakistan.
Sarajevo Conference
................................0000000000......................