Moratorium Penghentian Explorasi Minyak BBM
Moratorium Penghentian Explorasi Minyak BBM Sebaiknya Indonesia memperhatikan kebijakan energy Amerika Serikat, tapi pada saat ini masih sulit bagi Indonesia dapat meniru Amerika dalam kebijakan BBM, entah 10-20 tahun yang akan datang, siapa tahu ada keajaiban/loncatan bangsa Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya.
Kampanye angkatan perang Amerika yang didukung sekutunya (Nato) di Timur Tengah pada tahun 1990 adalah ambisi menguasai BBM, bukan semata membungkam Saddam Husein dengan Senjata Pemusnah Massal.
Ternyata senjata pemusnah massal itu tidak terbukti. Terbukti juga setelah Saddam Husein terguling ternyata angkatan perang Amerika dan sekutunya tetap berada di Timur Tengah.
Perusahaan minyak Amerika dan Negara Barat mengeksfloitasi secara besar-besaran dan menguras ladang minyak di dunia termasuk juga di Indonesia.
Sedangkan ladang minyak di wilayah negaranya tidak dieksfloitasi secara besar-besaran.
Mereka cerdas, dan sayang kepada generasi mendatang rakyatnya. Dicadangkannya sumber energy yang ada di negaranya untuk kebutuhan generasi penerus Negara mereka.
Bagaimana dengan pemimpin di Negara Republik ini, pemimpin masa kini ternyata kurang sayang kepada rakyatnya yang akan hidup mendatang.
Mereka mengundang perusahaan minyak asing/international untuk melakukan reset pencarian, mengeksflorasi dan akhirnya mengeksfloitasi BBM kita.
Sebaiknya pemimpin yang bertanggung jawab akan kehidupan bangsa dan Negara di masa depan jangan membiarkan fihak asing mengeksploitasi kekayaan alam kita.
Pikirkan bagaimana memanfaatkan potensi alam yang dimiliki. Potensi BBM yang masih ada simpan sebagai cadangan, hentikan pembukaan sumur/ladang BBM baru demi generasi nanti.
Justru yang harus digalakkan dan ditingkatkan adalah eksflorasi kekayaan lain yang sekarang tampak dipandang sebelah mata.
Pemikiran Bapak Ahmad Heryawan (Gubernur Jabar pada saat ini) sepaham dengan banyak tokoh organisasi kemasyarakatan dan negarawan dunia, bahwa
makanan dan air adalah krusial dalam kehidupan, sehingga perlu mendapat perhatian.
Reset dan pengembangan serta insentif bagi pelaku dalam sector ini perlu diberi perhatian yang istimewa. Potensi alam kita adalah “Future Energi”.
Zayed Foundation yang ada di Negara Emirat Arab didirikan oleh seorang Pangeran Negara itu, memberikan Awards dan Prize kepada penggiat lingkungan dan penemu Future Energi. Pangeran/ Negarawan Emirat Arab pasti merasa gelisah dengan potensi sumber alamnya (minyak) yang sekarang tinggal 200 tahun lagi.
Ia mungkin memimpikan potensi alam yang dimiliki Indonesia.
Ketua Laboratorium Geology Universitas Cairo ketika ditanya “dari mana kayu ini berasal ?”,Ia menjawab dengan nada menyesal :“Egypt was greener than Indonesia-Dulu tanah Mesir lebih hijau dari Tanah Indonesia sekarang”.
Kita dapat membayangkan wilayah kedua tepi yang dilalui sungai biasanya penuh dengan tetumbuhan /vegetasi hutan seperti yang dapat dilihat di aliran sungai Amazon, sungai Mekong dan lain-lain.
Tetapi tidak demikian dengan tepian sungai Nil yang melintas di negeri Mesir, kiri kanannya padang pasir. Hal tersebut merupakan dampak kerusakan yang diperbuat oleh Firaun,sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Fajr ayat 10-12:
“Dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak; Yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri mereka; maka mereka berbuat banyak kerusakan didalamnya”
Rakyat Mesir masih beruntung, air sungai Nil masih mengalir dengan hak istimewa bagi Mesir sehingga Mesir masih menjadi Negara pertanian.
Tetapi pemimpin Mesir harus segera berpikir bagaimana jika Negara-negara di hulu menuntut hak yang sama dalam pemanfaatan air sungai Nil.
Contoh untuk menghijaukan kembali tanah Mesir Penulis sampaikan kepada ilmuwan di dua Universitas terkenal di Mesir, disarankan agar studi ke Gunung Kidul di Yogjakarta, dan jangan ulangi perbuatan Firaun yang merusak.
Orang Indonesia cukup berhasil dengan menghijaukan wilayah Gunung Kidul karena keterlibatan serius dari pemerintah. Pangeran Uni Emirat Arab dengan Zayed Foundation tampaknya serius mengkampanyekan konservasi alam.
Demikian juga banyak Lembaga Swadaya Masyarakat yang menggiatkan konservasi alam, seperti Wahana Lingkungan Hidup.
Di tingkat internasional ada Green Peace, Global Peace World, Korean Green world, dan yang lainnya.
Sebaiknya Indonesia mengurangi eksflorasi BBM yang dilakukan oleh Perusaan Pemerintah kita, apalagi yang dilakukan oleh perusahaan asing.
Moratorium Penghentian Explorasi Minyak BBM
Bahkan seeyogianya pemerintah Indonesia melakukan MORATORIUM penyedotan minyak di negeri ini untuk memberikan kesempatan kepada generasi bangsa mendatang untuk merasakan menikmati minyaknya.
Seperti halnya dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat pada saat dirasakan hutan-hutan di Jawa Barat terancam rusak akibat penebangan yang tidak beraturan dan pencurian kayu,
Gubernur beberapa tahun yang lalu yang mengeluarkan aturan larangan menebang segala jenis pohon (pepohonan di hutan).
Pengawasan ketat dengan razia dan larangan transportasi hasil hutan. Hasil cukup baik. Tampak hutan mulai terkendali pertumbuhan dan pemeliharaannya.
Dalam hal pemenuhan kebutuhan energy, sebaliknya pemerintah menggalakkan eksflorasi “Future Energy” , baik bio-energi maupun energy-fisika dari berbagai potensi termasuk energy nuklir.
Tanah air memiliki potensi yang besar untuk itu.
Pemikiran berwawasan lingkungan yang menjadi isi teks pada artikel
Cannot Survive Without It (artikel yang menjadi pemenang pertama pada kejuaraan menulis international (International Best Article Writing Competition) di Polandia tahun 2012), boleh jadi menjadi konsiderasi yang menentukan dipajangnya artikel itu pada urutan tertinggi di awal periode voting pembaca. Posisi ini terus bertahan dan tidak tersisih oleh artikel yang lainnya sampai akhir masa voting.
Demikian ulasan pemikiran.
Moratorium Penghentian Explorasi Minyak BBM demi bangsa kita di masa depan.
Artikel terkait dengan keseriusan kita pada makanan dan air baca:
1.
Pentingnya Vitamin Untuk Tubu Klik Di Sini
===================================